Cerita Relief Gandavyuha


Selamat datang di Borobudur, salah satu bangunan suci agama Buddha sebagai situs Warisan Budaya Dunia. Kemegahan dan keindahan Borobudur mempunyai nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Chandi Borobudur sebagai objek wisata utama, dan juga tujuan wisata prioritas bagi pengunjung nusantara maupun mancanegara.

Chandi Borobudur menarik antusiasme yang luar biasa untuk mengunjungi dan mendalami beberapa sumber narasi dalam wisata tematik, dengan tujuan untuk mengenal lebih dekat sejarah, arsitektur, dan seni rupa bangunan ini.

Pemandu wisata yang ramah akan menemani dalam kesempatan menarik ini, memberikan narasi dan penjelasan sebagai wujud apresiasi atas kajian dan partisipasi dalam menjaga, melindungi dan melestarikan warisan budaya leluhur.

Sekilas Relief Borobudur

Candi Borobudur dihiasi oleh 2.672 panel relief berupa naratif dan dekoratif serta 504 arca Budha, sehingga diklaim sebagai pemilik relief Budha terlengkap serta terbanyak di dunia. Relief di bagian dasar dinding candi menceritakan kisah Karmawibhangga yang menggambarkan kehidupan, perilaku, dan lingkungan manusia. Sedangkan relief Jataka di tingkat bagian atas candi mengisahkan tentang kehidupan Budha sebelumnya menjadi dewa, lalu ada manusia dalam berbagai profesi dan hewan. Kemudian untuk satu set 120 relief pada platform dinding pertama candi yaitu Lalitavistara, menggambarkan seputar kehidupan Pangeran Siddharta sejak lahir hingga pencerahan.

Panel relief naratifnya terdiri atas sejumlah huruf-huruf Jawa kuno yang mendeskripsikan maksud dari kisah Budha tersebut. Untuk relief dekoratif Candi Borobudur merupakan pahatan jenis seni rupa murni yang memang khusus dinikmati keindahannya. Relief naratif Candi Borobudur terdiri atas Karmawibhangga, Jatakamala, Lalitavistara, Awadana, Gandawyuha dan Bhadracari. Sisa relief lainnya termasuk panel dekorasi.

Relief Candi Borobudur adalah rangkaian panel cerita dan hiasan yang dipahat pada dinding candi, menggambarkan ajaran agama Budha dan kehidupan sehari-hari pada masa itu. Terdapat dua jenis relief: naratif yang menceritakan kisah, dan dekoratif yang berfungsi sebagai ornamen. Relief ini tidak hanya memiliki nilai seni tinggi tetapi juga menyimpan pesan moral dan filosofis yang relevan hingga kini.

Jenis-jenis Relief Candi Borobudur:
Relief Naratif: Menceritakan kisah-kisah dalam agama Budha, seperti kehidupan Sang Budha (Lalitavistara, Jataka, Avadana, Gandawyuha) dan hukum sebab akibat (Karmawibhangga).

Relief Dekoratif: Berupa ornamen dan hiasan yang memperindah candi, seperti sulur-suluran, geometris, dan motif lainnya.

Itulah catatan singkat mengenai sejarah Borobudur dan koleksi reliefnya yang bisa Anda nikmati saat berkunjung ke Candi Borobudur. Berikut ini merupakan relief cerita tentang Gandawyuha.

Chandi Borobudur merupakan candi Budha terbesar di dunia, kemegahan dan keunikan arsitektur serta keindahan seni rupa yang ditampilkan Borobudur terpampang pada dinding dan langkan yang sangat indah, serta mempunyai nilai seni yang tinggi. Ukiran yang terpahat pada dinding Borobudur, salah satu cerita relief yang sangat bermakna bagi umat Budha adalah cerita tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Sudhana yang diambil dari teks Gandawyuha.

Lorong dinding relief Cerita Borobudur
Keindahan ukiran relief cerita Borobudur pada dinding dan langkan. Sumber: Teknik Kepemanduan Chandi Borobudur arisguide. foto di arisguide.

Gandhawyuha

Kitab/teks Gandhawyuha atau disebut Gaṇḍavyuhasutra merupakan salah satu teks/kitab utama dalam tradisi Mahayana yang disusun di Nepal. Teks ini merupakan bagian akhir dan puncak dari Avatamsakasutra, yaitu kumpulan teks yang menjelaskan tahapan jalan Bodhisattva. Avatamsaka adalah pemikiran dasar dalam agama Buddha, yang menggabungkan pemikiran aliran awal Mahayana dan Yogacara.

Pada versi kitab/manuskrip di Chandi Borobudur diketahui bahwa naskah Gandhavyuha masih terpisah dari koleksi sebagian besar kitab yang ada dan terpahat di dinding panel relief Borobudur. Dinasti/wangsa Sailendra di Jawa pada masa dibangunnya Chandi Borobudur nampaknya mempunyai keterkaitan yang erat dengan jantung perkembangan filsafat Buddha di India timur laut, seperti Nalanda dan barangkali melalui kontak inilah muncul dinasti-dinasti tersebut. Sutra tersebut mungkin telah sampai ke Jawa, yang jelas sangat dihormati dan dijunjung tinggi.

Relief Gandawyuha

Gandawyuha merupakan gambaran kisah yang diceritakan pada bab terakhir Avatamsaka Sutra, yaitu kitab yang berisi kisah atau cerita tentang petualangan seorang pemuda bernama Sudhana, yang penuh dengan semangat dan tidak mengenal lelah dalam pencariannya untuk memperoleh Kebijaksanaan Sempurna Tertinggi.

Kisah/cerita yang digambarkan dalam dinding relief Borobudur berdasarkan kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan pada bagian penutup cerita berdasarkan kitab/teks lain yaitu Bhadracari.

Kisah seorang pemuda yang bernama Sudhana ini meliputi dua galeri, yaitu galeri ketiga dan keempat, serta separuh galeri kedua yang berjumlah seluruhnya 460 pigura/panel relief. Merupakan deretan panel relief yang menghiasi dinding Borobudur pada lorong ke 2 yang menceritakan tentang kisah perjalanan seorang pemuda bernama Sudhana dalam usahanya mencari Ilmu Hakiki, Kebenaran Sejati.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Sudhana, seorang pemuda anak saudagar yang sangat kaya raya, digambarkan pada panel relief baris ke-16. Kisah/cerita pada 15 panel relief sebelumnya merupakan sebuah prolog, yaitu kisah tentang keajaiban pada masa samadhi Buddha di Taman Jeta di Sravasti.

Selama dalam pencariannya, Sudhana diceritakan telah mengunjungi tidak kurang dari tiga puluh guru, namun tidak satupun dari mereka yang dapat memuaskannya sepenuhnya. Dalam perjalanannya, Sudhana kemudian diinstruksikan oleh Manjusri untuk bertemu dengan seorang biksu yang bernama Biksu Megasri, dimana dia diberikan doktrin pertama kali.

Saat perjalanannya berlanjut, Sudhana bertemu dengan beberapa guru antara lain Supratisthita, Tabib Megha (Roh Pengetahuan), Bankir Muktaka, Biksu Saradhvaja, Upasika Asa atau disebut dengan (Roh Pencerahan Tertinggi), Bhismottaranirghosa, Brahmana Jayosmayatna, Putri Maitrayani, Biksu Sudarsana, seorang anak laki-laki bernama Indriyesvara, Upasika Prabhuta, Bankir Ratnachuda, Raja Anala, Dewa Siva Mahadeva, Ratu Maya, Bodhisattva Maitreya dan pada akhirnya kemudian kembali ke Manjusri.

Dalam setiap pertemuan dengan para guru, semuanya telah memberikan Sudhana doktrin, pengetahuan dan kebijaksanaan tertentu. Cerita tentang pertemuan dengan guru ditampilkan di galeri ketiga.

Dalam cerita lima belas panel relief sebelumnya membentuk keajaiban yang dihasilkan oleh Samadhi Buddha (meditasi terdalam) pada pertemuan dengan seratus murid di Taman Jeta di Sravasti.

Diceritakan bahwa setibanya ditempat suci yaitu Vichitrasaladhvaya, orang-orang yang berada di kota itu berbondong-bondong keluar untuk mendengarkan suatu pengumuman dari Bodhisattva yang menggambarkan tentang perbuatan luar biasa yang pernah dilakukan oleh Sang Buddha. 

Pada akhirnya setelah pertemuan yang singkat dengan Manjusri, kemudian Sudhana melanjutkan ke tempat kediaman Bodhisattva Samantabhadra, cerita ini digambarkan pada galeri keempat Chandi Borobudur.

Lorong dinding relief

Keindahan seni ukir salah satu sisi dinding relif lorong Rupadhatu Borobudur. Sumber: Teknik Kepemanduan Chandi Borobudur arisguide. Foto arisguide.

Gandavyuha Borobudur

Sudhana

Gandavyuha adalah kisah yang diceritakan dalam bab terakhir Sutra Avatamsaka tentang pengembaraan Sudhana yang tak kenal lelah mencari Kebijaksanaan Sempurna Tertinggi. Ini mencakup dua galeri (ketiga dan keempat) dan juga setengah dari galeri kedua, yang terdiri dari total 460 panel.

Tokoh utamanya, pemuda Sudhana, putra seorang saudagar yang sangat kaya, muncul di panel ke-16. 15 panel sebelumnya merupakan prolog dari kisah keajaiban selama samadhi Buddha di Taman Jeta di Sravasti. meditasi samadhi terdalam sang Buddha.

Selama pencariannya, Sudhana mengunjungi tidak kurang dari tiga puluh guru, namun tidak satupun dari mereka yang benar-benar memuaskannya. Dia kemudian diinstruksikan oleh Manjusri untuk menemui biksu Megasri, di mana dia diberi doktrin pertama.

Saat perjalanannya berlanjut, Sudhana bertemu dengan Supratisthita, tabib Megha (Roh Pengetahuan), bankir Muktaka, biksu Saradhvaja, upasika Asa (Roh Pencerahan Tertinggi), Bhismottaranirghosa, Brahmana Jayosmayatna, Putri Maitrayani, biksu Sudarsana, dan anak laki-laki bernama Indriyesvara, sang upasika Prabhuta, bankir Ratnachuda, Raja Anala, dewa Siva Mahadeva, Ratu Maya, Bodhisattva Maitreya dan kemudian kembali ke Manjusri. Setiap pertemuan telah memberikan Sudhana doktrin, pengetahuan, dan kebijaksanaan khusus. Pertemuan-pertemuan ini ditampilkan di galeri ketiga.

Lima belas relief sebelumnya merupakan keajaiban yang dihasilkan oleh samadhi (meditasi terdalam) Sang Buddha pada kumpulan seratus siswa di Taman Jeta di Sravasti. Setibanya ditempat suci Vichirasaladhvaya, penduduk kota berbondong-bondong keluar untuk mendengarkan Bodhisattva menjelaskan perbuatan menakjubkan yang dilakukan oleh Sang Buddha. Setelah pertemuan singkat dengan Manjusri, Sudhana melanjutkan perjalanan ke kediaman Bodhisattva Samantabhadra (galeri keempat Chandi Borobudur).

Sudhana Gandawyuha
Sumber: Teknik Kepemanduan Chandi Borobudur arisguide.

Berwisata dan berkunjung dengan tujuan untuk mengenal Borobudur lebih dekat, mempelajari sejarahnya, mengikuti wisata tematik dan menjelajahi Borobudur sebagai bangunan suci Budha adalah sesuatu yang sangat istimewa, mengagumi kemegahan dan keindahan nilai seni arsitektur, merupakan suatu bentuk Sebagai apresiasi dan turut serta melestarikan dan melindungi Borobudur yang merupakan situs warisan budaya dunia, Chandi Borobudur merupakan monumen terbesar di dunia.

Baca narasi dan materi lengkap tentang Chandi Borobudur dengan berkunjung dan jadikan wisata Anda semakin menyenangkan, jelajahi lebih detail narasi tematik budaya Borobudur bersama Pemandu Wisata. Membaca menjadi lebih menyenangkan, menggali narasi lebih detail dan membaca dalam bahasa Inggris memang menyenangkan dan juga terkesan sangat menarik untuk diterjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dan fleksibel, dapatkan bacaan detail di Welcome to Borobudur Temple, the fabric of life in the Buddhist culture. Jelajahi, kagumi keindahan seni rupa dalam gambar dan foto di PHOTO IMAGE BOROBUDUR.

Borobudur
Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha yang duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Chandi Borobudur atau Barabudur merupakan candi Buddha Mahayana yang dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan Dinasti Sailendra, candi ini dirancang dengan bentuk arsitektur Buddha Jawa, yang memadukan budaya asli Indonesia adalah pemujaan leluhur dan konsep agama Buddha untuk mencapai Nirvana. Sumber: Tehnik Kepemanduan Chandi Borobudur arisguide. Foto arisguide.


Chandi Borobudur, adalah candi megah dan kurang dikenal, gunung kebajikan, pertama adalah lanskap, yang lebih dari seribu tahun yang lalu, bertemu mata mereka yang datang berziarah ke sini untuk mencari kedamaian batin yang semua penganut Buddha bercita-cita.

Borobudur adalah monumen terbesar di dunia. Sumber: Tehnik Kepemanduan Chandi Borobudur arisguide. Foto arisguide.

arisguide
Sangat menyenangkan dalam perjalanan bait suci bersama saya.

Comments